Do'a selama umroh
http://infoumrohtegal.blogspot.com/2013/06/doa-selama-umroh.html
Dalam Sunnah Sahih diriwayatkan doa dan dzikir yang dilakukan dan
bermanfaat bagi Muslim; memahami nya dan melakukannya. Berikut doanya:
A – ASaat Miqat saat masuk ke dalam Ihram:
Sunnah bagi Muslim untuk membaca tasbih (menyebutkan “Subhaan-Allaah (Maha suci Allah)”), tahlil (menyebutkan “Laa ilaaha ill-Allah (tida Tuhan melainkan Allah)”) dan takbir (menyebutkan “Allahu akbar (Allah Maha Besar)”) sebelum masuk ihram untuk melakukan Umrah.
Diriwaytkan oleh Anas (semoga Allah melimpahkan kasih sayangNYA) mengatakan: Rasul Allah (damai dan sejahtera Allah atas nya) sholat Dhuhur empat rakaat ketika berada di Madinah, dan dia melakukan sholat Ashar Dhu’l-Hulayfah dua rakaat, kemudian bermalam. Dipagi hari hingga mencapai al-Bayda’, kemudian berdoa, memuja dan mengagungkan Allah. Kemudian membaca Talbiyah dengan niat melaksanakan Haji dan Umrah seperti yang dilakukan oleh orang sebelumnya. (Diriwatkan oleh al-Bukhaari, 1476.)
Al-Haafiz ibn Hajar mengatakan:
Peraturan ini – bahwa (lebih disukai) mustahabb untuk membaca tasbih dan bacaan lainnya (dzikir) disebutkan seblum ihram – merupakan sesuatu yang mungkin orang-orang melakukannya sebagai Sunnah.
Fath al-Baari, 3/412
B – Dalam perjalanan ke Makkah, antara Miqat dan tiba di Makkah:
Sunnah untuk membaca Talbiyah dengan meninggikan suara dalam sekali nafas – bagi lelaki; bagi wnaita hendaknya membaca dengan suara kecil sehingga mereka yang non muhrim tidak mendengarkannya.
Diriwayatkan dari ‘Abd-Allaah ibn ‘Umar (semoga Allah melimpahkan kasih sayangnya) bahwa ketika Rasul Allah (damai dan sejahtera dari Allah baginya) bergerak dari mesjid Dhu’l-Hulayfah, beliau membaca Talbiyah: “Labbayk Allaahumma labbayk, labbayka laa shareeka laka labbayk, inna al-hamda wa’l-ni’matah laka wa’l-mulk, laa shareeka lak (“Aku datang ya Allah, aku penuhi panggilan-Mu, aku datang, dan Engkau tidak bersekutu, dan aku penuhi panggilan-Mu).”
Narrated by al-Bukhaari, 5571; Muslim, 1184
C – Selama Tawaf
Setiap saat anda berada di Batu Hitam dan disetiap kali putaran, baca, “Allaahu akbar.” Al-Bukhaari (1613) diriwayatkan dari Ibn ‘Abbaas (semoga Allah melimpahkan kasih sayang untuknya) bahwa Rasul (damai dan sejahtera Allah atas beliau) mengeliling rumah Allah, dan setiap waktu dia datang ke sudut (misal Batu Hitam), dia menunjuk sesuatu yang ada ditangannya dan mengucapkan takbir.
Diantara sudut Yemeni dan Batu Hitam hendaklah mengucapkan yang diriwayatkan oleh ‘Abd-Allaah ibn al-Saa’ib, yang mengatakan: Aku mendengar Rasul Allah (damai dan sejahtera Allah atas beliau) membaca antara dua sudut: “Rabbana aatina fi’l-dunya hasanah wa fi’l-aakhirah hasanah wa qina ‘adhaab al-naar (Ya Allah ya Tuhan kami, berikan kami yang kebaikan didunia dan kebaikan diakhirat, dan lindungi kami dari siksaan api neraka).” Diriwayatkan oleh Abu Dawood, 1892; termasuk hasan by Shaykh al-Albaani dalam Saheeh Abi Dawood.
D- Sebeleum mendaki al-Safa hingga mencapai puncak:
Diriwayatkan oleh Jaabir ibn ‘Abdullah mengatakan: … kemudian dia Rasul (damain dan sejahtera Allah atasnya) keluar dari gerbang al-Safa dan saat mendekati al-Safa dia membaca: “al-Baqarah 2:158” [al-Baqarah 2:158 – makna interpretasi], (dan dia mengatakan:) “aku mulai dimana Allaah memulainya. Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyang. Aku mulai dengan apa yang dimulai oleh Allah dan Rasul-NYA. Sesunggungnya safa dan Marwah sebagian syiar-syiar (tanda-tanda kebesaran) Allah. Maka barang siapa beribadah Haji ke Baitullah ataupun berumrah, maka tidak ada dosa baginya mengernyakan sa'i dan keduanya. Dan barang siapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha Penerima Kebaikan lagi Maha mengetahui"
Diriwayatkan olleh Muslim, 1218,
E – Saat mendaki al-Marwah
Anda hendaknya melakukan hal yang sama seperti saat mendaki al-safa, tanpa membaca ayat-ayat saat mulai mendaki.
Jaabir (semoga Allah menyayanginya) mengatakan: Kemudian dia turun dan saat kakinya mencapai tanah mulai mulai naik, kemudian berjalan hingga mencapai al-Marwah, dan dia melakukannya di al-Marwah sebagaimana dilakukan di al-Safa. Diriwayat oleh Muslim, 1218.
Saat minum air Zamzam, anda boleh melakukan sholat dua rakaat meminta kebaikan didunia dan diakhirat, karena rasul (damai dan sejahter Allah atasnya) mengatakan: “Air Zamzam untuk diminum.” Diriwayatkan oleh Ibn Maajah, 3062; termasuk hadis sahih oleh al-Albaani dalam 5502.
Sama halnya dengan doa menyebut nama Allah (dhikr), yang termasuk doa, selama tawaf dan sa'i , sehingga Muslim harus berdoa kepada Allah memujaNya. Tidak ada yang salah dengan membaca Al-Qur’aan selama tawaaf dan sa’i. Apa yang sebagian orang katakan, bahwa ada doa khusus untuk masing-masing putaran dan sa'i yang sebenrarnya tidak ada dasr yang shahih.
Shaykh al-Islam Ibn Taymiyah mengatakan:
Lebih disukai selama tawaf untuk mengingat Allah dan menyebut namaNya dalam hal ini berati membaca doa. Jika seseorang membaca Al-Qur’aan tidak ada salahnya dengan hal itu. Tidak ada dzikir khusus yang diriwayat oleh Rasul (damai dan sejahtera Allah atasnya),bahwa baik perbuatan, perkataan dan pikiran. Sesungguhnya (jamaah) bisa membaca doa yang disebutkan dalam sharee’ah. Apa yang banyak dikatakan oleh oleh orang-orang, bahwa tidak ada doa khusus untuk dibaca saat berada dibawah Ka'bah dan tidak ada dasarnya.
Rasul (damai dan sejahtera Allah baginya pernah mengakhiri tawaf antara dua sudut dan mengatakan , “Rabbana aatina fi’l-dunya hasanah wa fi’l-aakhirah hasanah wa qina ‘adhaab al-naar (Ya Tuhan kami, berikan kami kebaikan didunia dan akhirat, dan lindungi kami dari api neraka),” sebagaimana dulu dulu beliau pernah mengakhir semua doanya dengan bacaan tersebut, dan tidak ada doa khusus untuk itu, berdasarkan beberapa ulama.
Majmoo’ al-Fataawa, 26/122, 123
A – ASaat Miqat saat masuk ke dalam Ihram:
Sunnah bagi Muslim untuk membaca tasbih (menyebutkan “Subhaan-Allaah (Maha suci Allah)”), tahlil (menyebutkan “Laa ilaaha ill-Allah (tida Tuhan melainkan Allah)”) dan takbir (menyebutkan “Allahu akbar (Allah Maha Besar)”) sebelum masuk ihram untuk melakukan Umrah.
Diriwaytkan oleh Anas (semoga Allah melimpahkan kasih sayangNYA) mengatakan: Rasul Allah (damai dan sejahtera Allah atas nya) sholat Dhuhur empat rakaat ketika berada di Madinah, dan dia melakukan sholat Ashar Dhu’l-Hulayfah dua rakaat, kemudian bermalam. Dipagi hari hingga mencapai al-Bayda’, kemudian berdoa, memuja dan mengagungkan Allah. Kemudian membaca Talbiyah dengan niat melaksanakan Haji dan Umrah seperti yang dilakukan oleh orang sebelumnya. (Diriwatkan oleh al-Bukhaari, 1476.)
Al-Haafiz ibn Hajar mengatakan:
Peraturan ini – bahwa (lebih disukai) mustahabb untuk membaca tasbih dan bacaan lainnya (dzikir) disebutkan seblum ihram – merupakan sesuatu yang mungkin orang-orang melakukannya sebagai Sunnah.
Fath al-Baari, 3/412
B – Dalam perjalanan ke Makkah, antara Miqat dan tiba di Makkah:
Sunnah untuk membaca Talbiyah dengan meninggikan suara dalam sekali nafas – bagi lelaki; bagi wnaita hendaknya membaca dengan suara kecil sehingga mereka yang non muhrim tidak mendengarkannya.
Diriwayatkan dari ‘Abd-Allaah ibn ‘Umar (semoga Allah melimpahkan kasih sayangnya) bahwa ketika Rasul Allah (damai dan sejahtera dari Allah baginya) bergerak dari mesjid Dhu’l-Hulayfah, beliau membaca Talbiyah: “Labbayk Allaahumma labbayk, labbayka laa shareeka laka labbayk, inna al-hamda wa’l-ni’matah laka wa’l-mulk, laa shareeka lak (“Aku datang ya Allah, aku penuhi panggilan-Mu, aku datang, dan Engkau tidak bersekutu, dan aku penuhi panggilan-Mu).”
Narrated by al-Bukhaari, 5571; Muslim, 1184
C – Selama Tawaf
Setiap saat anda berada di Batu Hitam dan disetiap kali putaran, baca, “Allaahu akbar.” Al-Bukhaari (1613) diriwayatkan dari Ibn ‘Abbaas (semoga Allah melimpahkan kasih sayang untuknya) bahwa Rasul (damai dan sejahtera Allah atas beliau) mengeliling rumah Allah, dan setiap waktu dia datang ke sudut (misal Batu Hitam), dia menunjuk sesuatu yang ada ditangannya dan mengucapkan takbir.
Diantara sudut Yemeni dan Batu Hitam hendaklah mengucapkan yang diriwayatkan oleh ‘Abd-Allaah ibn al-Saa’ib, yang mengatakan: Aku mendengar Rasul Allah (damai dan sejahtera Allah atas beliau) membaca antara dua sudut: “Rabbana aatina fi’l-dunya hasanah wa fi’l-aakhirah hasanah wa qina ‘adhaab al-naar (Ya Allah ya Tuhan kami, berikan kami yang kebaikan didunia dan kebaikan diakhirat, dan lindungi kami dari siksaan api neraka).” Diriwayatkan oleh Abu Dawood, 1892; termasuk hasan by Shaykh al-Albaani dalam Saheeh Abi Dawood.
D- Sebeleum mendaki al-Safa hingga mencapai puncak:
Diriwayatkan oleh Jaabir ibn ‘Abdullah mengatakan: … kemudian dia Rasul (damain dan sejahtera Allah atasnya) keluar dari gerbang al-Safa dan saat mendekati al-Safa dia membaca: “al-Baqarah 2:158” [al-Baqarah 2:158 – makna interpretasi], (dan dia mengatakan:) “aku mulai dimana Allaah memulainya. Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyang. Aku mulai dengan apa yang dimulai oleh Allah dan Rasul-NYA. Sesunggungnya safa dan Marwah sebagian syiar-syiar (tanda-tanda kebesaran) Allah. Maka barang siapa beribadah Haji ke Baitullah ataupun berumrah, maka tidak ada dosa baginya mengernyakan sa'i dan keduanya. Dan barang siapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha Penerima Kebaikan lagi Maha mengetahui"
Diriwayatkan olleh Muslim, 1218,
E – Saat mendaki al-Marwah
Anda hendaknya melakukan hal yang sama seperti saat mendaki al-safa, tanpa membaca ayat-ayat saat mulai mendaki.
Jaabir (semoga Allah menyayanginya) mengatakan: Kemudian dia turun dan saat kakinya mencapai tanah mulai mulai naik, kemudian berjalan hingga mencapai al-Marwah, dan dia melakukannya di al-Marwah sebagaimana dilakukan di al-Safa. Diriwayat oleh Muslim, 1218.
Saat minum air Zamzam, anda boleh melakukan sholat dua rakaat meminta kebaikan didunia dan diakhirat, karena rasul (damai dan sejahter Allah atasnya) mengatakan: “Air Zamzam untuk diminum.” Diriwayatkan oleh Ibn Maajah, 3062; termasuk hadis sahih oleh al-Albaani dalam 5502.
Sama halnya dengan doa menyebut nama Allah (dhikr), yang termasuk doa, selama tawaf dan sa'i , sehingga Muslim harus berdoa kepada Allah memujaNya. Tidak ada yang salah dengan membaca Al-Qur’aan selama tawaaf dan sa’i. Apa yang sebagian orang katakan, bahwa ada doa khusus untuk masing-masing putaran dan sa'i yang sebenrarnya tidak ada dasr yang shahih.
Shaykh al-Islam Ibn Taymiyah mengatakan:
Lebih disukai selama tawaf untuk mengingat Allah dan menyebut namaNya dalam hal ini berati membaca doa. Jika seseorang membaca Al-Qur’aan tidak ada salahnya dengan hal itu. Tidak ada dzikir khusus yang diriwayat oleh Rasul (damai dan sejahtera Allah atasnya),bahwa baik perbuatan, perkataan dan pikiran. Sesungguhnya (jamaah) bisa membaca doa yang disebutkan dalam sharee’ah. Apa yang banyak dikatakan oleh oleh orang-orang, bahwa tidak ada doa khusus untuk dibaca saat berada dibawah Ka'bah dan tidak ada dasarnya.
Rasul (damai dan sejahtera Allah baginya pernah mengakhiri tawaf antara dua sudut dan mengatakan , “Rabbana aatina fi’l-dunya hasanah wa fi’l-aakhirah hasanah wa qina ‘adhaab al-naar (Ya Tuhan kami, berikan kami kebaikan didunia dan akhirat, dan lindungi kami dari api neraka),” sebagaimana dulu dulu beliau pernah mengakhir semua doanya dengan bacaan tersebut, dan tidak ada doa khusus untuk itu, berdasarkan beberapa ulama.
Majmoo’ al-Fataawa, 26/122, 123