Umroh saat ramadhan tiba

Bagi mereka yang mampu, Ramadhan juga memberikan kesempatan untuk memetik suatu keistimewaan yang luar biasa melalui umrah Ramadhan. Umrah tersebut dapat dilaksanakan di awal Ramadhan, tengah Ramadhan, atau akhir Ramadhan.
Da’i terkemuka Dr KH Didin Hafidhuddin mengatakan bagi yang mampu, umrah Ramadhan itu sangat dianjurkan. Mengapa? ”Pertama, umrahnya itu sendiri merupakan ibadah yang utama. Kedua, Ramadhan merupakan bulan yang sangat berkah. Perpaduan umrah dan Ramadhan itu menghasilkan keutamaan-keutamaan yang luar biasa. Itu sebabnya, Rasulullah menganjurkan umrah pada waktu Ramadhan,” kata KH Didin .
Hal senada diungkapkan oleh General Manager Hudaya Safari, H.M. Wahyu. ”Ada satu hadits Rasulullah yang masyhur dan shahih, yang artinya, ‘Barangsiapa yang umrah bersamaku di bulan Ramadhan nilainya sama dengan pergi haji bersamaku.’ Berdasarkan hadits tersebut, tak heran kalau banyakl berusaha melakukan umrah di bulan Ramadhan,” papar Wahyu
Ia menambahkan, keutamaan yang kedua, di bulan Ramadhan, ada hari-hari yang kemungkinan turunnya Lailatul qadar. Jadi, selain setiap saat kalau beribadah dibalas dengan banyak kebaikan, ada kemungkinan bertemu satu malam yang nilainya lebih baik dari 1.000 bulan. ”Ini merupakan pelipatgandaan yang luar biasa,” tuturnya.
Pimpinan Ponpes Wisata Hati Ustadz Yusuf Mansur menegaskan, bahwa umrah Ramadhan itu sangat istimewa. ”Bulan Ramadhan merupakan bulan istimewa. Setiap amal dilipatgandakan berlipat-lipat. Ramadhan juga merupakan kesempatan untuk memohon ampun atas segala dosa. Karena itu, sangat dianjurkan bagi mereka yang mampu untuk menunaikan umrah Ramadhan,” ujar Yusuf Mansur .
Ia menyebutkan, balasan pahala dari Allah SWT di bulan Ramadhan luar biasa. ”Nabi mengatakan, shalat di Masjid Nabawi sama dengan shalat 100.000 rakaat. Sedangkan di bulan Ramadhan, pahala ibadah itu oleh Allah dilipatgandakan. Bayangkan, 100.000 dikalikan berkali-kali lipat, hasilnya tak terhingga,” tandas Yusuf Mansur yang juga Pembimbing Ibadah PT Saudi Wisata Travel.
KH Didin menambahkan, ada kenikmatan spiritual yang luar biasa, bagi mereka yang melakukan umrah Ramadhan. Misalnya, Tarawih berjamaah 20 rakaat, shalat Tahajjud berjamaah delapan rakaat, dan Witir berjamaah tiga rakaat. Witirnya saja bisa setengah jam, namun terasa sangat nikmat dan tidak membosankan. ”Bacaan imamnya sangat bagus, suasanya sangat syahdu, orang-orang datang ke Masjidil Haram betul-betul untuk beribadah, tidak ada niat lain. Sehingga, suasananya betul-betul kondusif untuk beribadah,” tandas KH Didin yang juga Pembimbing Ibadah DD Travel.. Wahyu mengatakan, umrah di bulan Ramadhan bisa meraih kekhusyuan yang luar biasa. ”Suasananya sangat syahdu. Orang-orang datang memang betul-betul dengan niat ibadah,” tuturnya.
Wahyu menyebutkan, usai buka puasa dan shalat Maghrib, jamaah umrah pulang ke hotel. Lalu balik lagi untuk shalat Tarawih berjamaah. Pulang ke hotel lagi. Kemudian balik lagi shalat tahajjud dan Witir berjamaah. Balik ke hotel untuk sahur. Balik lagi ke Masjid untuk shalat Shubuh berjamaah sampai usai shalat Dhuha, baru kemudian pulang ke hotel. ”Jadi, kondisinya memang terkondisikan untuk ibadah,” papar Wahyu.
Yusuf Mansur mengemukakan, umrah Ramadhan merupakan kesempatan emas untuk beramal ibadah maupun merenung sebaik mungkin. ”Untuk mencapai konsentrasi, tidak ada tempat yang lebih baik selain Makkah dan Madinah (Masjidil Haram dan Masjid Nabawi),” tandas Yusuf Mansur.
Berlomba-lomba sedekah
Walaupun ibadah umrah Ramadhan sangat dianjurkan, KH Didin mengingatkan, agar jangan lupa mengasah kepekaan sosial. ”Kesalehan sosial harus dikembangkan secara terpadu. Jadi, ibadah ritual dan ibadah sosial itu sama-sama diutamakan. Umrah Ramadhan itu utama, tapi jangan lupa berzakat dan bersedekah,” ujar KH Didin yang juga Ketua Baznas.
Hal senada diungkapkan Yusuf Mansur. Menurutnya, ada fenomena bersedekah yang luar biasa di Tanah Suci khususnya pada bulan Ramadhan. ”Pada bulan Ramadhan, kita bisa saksikan gairah bersedekah yang luar biasa di Masjid-masjid. Orang-orang Arab Saudi berlomba-lomba untuk bersedekah. Mereka berebut untuk memberi sedekah, bukan mencari sedekah,” kata Yusuf Mansur.
Wahyu menambahkan, ada pengalaman menarik dan unik di Tanah Suci tiap bulan Ramadhan. Saat buka puasa bersama di masjid-masjid, terutama Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, makanan berlimpah. Begitu jamaah datang ke masjid, hidangan sudah tersedia. Itulah yang disebut Maidah Rahman. ”Ada dua kemungkinan sumber makanan tadi, yakni bantuan resmi dari Kerajaan dan orang-orang kaya yang sangat gemar dan berlomba-lomba bersedekah,” kata Wahyu.
(sumber Republika)

Related

Berita umroh 8534237239182679066

Hot in week

Recent

Comments

item